Beberapa waktu yang lalu saya dengan seorang teman liburan di Malang. Awalnya waktu berangkat sedikit aneh. Kenapa? Karena saya tidak tahu apa yang ingin saya tuju di Malang. Dan saya benar-benar asing dengan kota ini. Bagaimana tidak, terakhir kali saya ke Malang saat saya masih kelas 1 SD. Masih bersih dan lugu. Tetapi saat ini saya sudah dewasa dan jelas berbeda dengan dahulu (tak perlu saya jelaskan perbedaan ini, anda pasti tahu, hehehehe). Berangkat pukul setengah 9 malam dan akhirnya tiba di Malang pukul setangah 4 pagi. Damn, perjalanan yang sungguh membosankan, di dalam bus saya hanya menjadi tempat bersandar kepala seorang wanita. Kami melanjutkan perjalanan menggunakan mikrolet menuju rumah saudara teman saya. Kesialan tidak ingin beranjak dari saya rupanya. Kami ditelantarkan di sub terminal daerah jalan Dinoyo, jauh dari tujuan kami. Akhirnya saya dan teman memutuskan untuk mencarter mikrolet lainnya dan akan mengantarkan kami di tujuan, maklum hari masih pagi dan si sopir mau melewati trayeknya, demi uang dua puluh ribu rupiah.
Jam menunjukkan pukul 8 pagi, dan saya harus segera bergegas mandi. Kerena tidak ingin kesiangan untuk jelan-jalan hari pertama di kota Batu. Tanpa basa-basi air di kamar mandi yang begitu dingin menghajar tubuh, kaget bukan kepalang. Biasanya di Jogja air tidak sedingin ini pastinya. Selesai mandi sarapan dan langsung tancap gas menuju Batu. Rencana semula ingin naik angkutan umum ke Batu tetapi teringat kejadian tadi pagi rasanya malas sekali. Perjalanan kurang lebih 1 jam kami lalui dengan riang gembira penuh dengan asap rokok untuk mengusir dingin. Haha......
Sampai di Batu suasana ramai sudah terasa saat melewati daerah seperti alun-alun. Benar saja dikawasan wisata ini yang dipenuhi oleh bebbagai jenis dan bentuk objek wisata mulai dari permainan (Jatim Park) maupun wisata agro seperti di kawasan yang membudidayakan tanaman apel, strowberry maupun jeruk. Tahu apa yang kami pilih? Kawasan agro. Di Jogja ga ada masalahnya. Sayangnya kami tidak dapat masuk ke kawasan jeruk dan strowberry karena masih dalam tahap habis, hehehehe atau selesai panen. Jadi ga ada buahnya, percuma masuk kan kalo ga bisa metik buahnya. Jadinya masuk ke kawasan apel yang memang menjadi ikon kota Malang atau Batu itu sendiri.
Masuknya ke agro apel ini satu orang dapat memilih beberapa paket. Kami memilih paket kedua yang dapat fasilitas jus apel, dapat memetik apel di kebun tetapi hanya 2 buah, dan dapat jus lagi saat akan keluar kawasan agro apel ini. Ternyata di dalam kawasan agro ini ada flying fox-nya, jadi ga melulu liat pohon apel terus. Sialnya saat akan mencoba permaina ini hujan turun dengan darasnya, jadi tertunda deh. Setelah hujan selesai kira-kira menunggu menghabiskan setengah bungkus rokok, lama banget masalahnya, saya dan teman segera bergegas untuk kembali ke Malang supaya tidak terjebak hujan lagi dalam perjalanan.
Sampai dari tempat saudara teman kami istirahat sejenak untuk kembali melanjutkan petualangan di Malang. Hmmm, Malang di maam hari ternyata lebih menyenangkan. Sepi dan dingin, jalanan Malang lebih santai dari pada di Jogja. Tujuan malam ini adalah menjelajahi daerah Dinoyo. Di daerah ini banyak sekali terdapat semacam distro atau FO. Setelah keluar masuk distro Malang tanpa membawa hasil satu barangpun (karena niatnya cuma pengen liat-liat) kami menuju ke sebuah warung kopi saran dari teman-teman di Jogja (karena kami berdua memang penggila kopi tradisional). Arek Ga Payu namanya, disingkat jadi AGP, di Malang setahu saya hanya ada satu warung kopi. Dan kopinya memang khas, kental, pahit dan harum. Benar-benar pas, dinginnya suasana malang di malam hari dengan kopi panas dan rokok yang mengepul. Mantab dan salam kopi semi.........
lanjut part 2 ya besok.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar